SEJARAH TERBENTUKNYA PURA PANCAKA
Pura Pancaka merupakan pura yang terletak di jalan Pramuka Mataram Barat, persis di sebelah kampus STAHN Gde Pudja Mataram. Awalnya, tempat berdirinya pura ini sekarang di sana terdapat 2 sumber mata air/ sumber air yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah oleh para petani setempat. Mata air ini di percaya oleh masyarakat sekitar dapat membawa berkah, dan banyak juga masyarakat sekitar yang masih terpemgaruh oleh budaya watu telu menghaturkan sesaji berupa kembang di atas mata air tersebut.Sehingga pada suatu hari ada salah seorang masyarakat yang berasal dari kr.Seraya yang bernama pak Gede Jirna merasa mendapatkan berkah karena sembahyang di sana, akhirnya beliau memutuskan membeli tanah di areal tempat mata air tersebut dan beliau membangun sebuah pure yang dinamakan Pura Pancaka sekitar tahun 1980 an. Kata PANCAKA dari pura ini di ambil dari sebuah kutipan dalam kitab ADIPARWA yaitu “SAMANTA PANCAKA” yang berarti “Tempat Pensucian”. Awalnya luas areal pura Pancaka kurang lebih sekitar 2 are.
Setelah bapak Gde Jirna meninggal, pemeliharaan Pura dilanjutkan olej Jero Mangku Patrana Gading (almarhum) , sehingga di setiap Hari raya Kuningan diadakan upacara persembahyangan bersama (Ngrahinin), dan fungsi pura pancake pada era itu (era masyarakat agraris) karena sebagai sumber mata air untuk mengairi sawah adalah sebagai pura Swagina sebagai sumber kemakmuran/kesejahteraan.
Pada tahun 1980 an Pura Pancaka di emong oleh masyarakat yang lebih luas di bawah kebendesaan Mataram Selatan. Setelah beberapa waktu dengan turunnya bantuan presiden, pura Pancaka di renovasi besar-besaran, bantuan turun ketika Pak Gde Pudja (almarhum) menjabat sebagai Dirjen Bimas Hindu, beliau mengusulkan agar di Pura Pancaka dilakukan renovasi besar-besaran, sehingga luas Pura Pancaka saat ini sekitar 20 are, sehingga Pura ini memiliki pelinggih, bale pada tiap mandala yang cukup lengkap. Adapun disain pura ini di rancang oleh seorang arsitek yang berasal dari Gianyar Bali, yang bernama Ida Bagus Tugur.
Sejak di pelaspasnya/disucikannya bangunan tersebut pada tahun 1982 pada hari Purnamaning Sasih Kapat/ pada bulan oktober, dan Purnamaning Sasih Kapat ini dijadikan hari piodalan sampai saat ini. Adapun pengamong dari Pura Pancaka terdiri dari 6 lingkungan yaitu : kr.Medain barat,kr.Medain utara,kr.Medain Timur,kr.Monjok,kr.Seraya,dan kr.Punia serta 2 Banjar, yaitu: banjar Pancaka dan banjar Asta Dharma. Di Pura ini terdapat sebuah larangan yaitu dilarang menghaturkan sesaji yang berisi daging babi, selain itu di pura ini juga memiliki keunikan yaitu pada zaman dahulu, di pura ini terdapat pelinggih Bhatara Bagus Botoh yang konon berfungsi sebagai tempat memohon petunjuk dan perlindungan ketika terjadi peperangan dan pelinggih ini juga di bangun karena Pak Gede Dirna (yang pertama kali membangun pura ini) suka berjudi/bebotoh maka beliau membangun pelinggih tersebut.
Demikian sejarah singkat terbentuknya Pura Pancaka, Semoga Bermanfaat ya…
Oleh : Ni LuhAri Surasmini
Sumber : Penelitian langsung Penulis ke Lokasi (Pura Pancaka) dan wawancara dengan Narasumber
terima kasih informasi mengenai Pura Pancaka, lanjutkan ke publikasi selanjutnya
BalasHapus